Mengenal Ajaran Tasawuf

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah ilmu yang mempelajari aspek batin dari agama islam. Sebagai sebuah ilmu, ia dapat dipelajari. Mereka yang mempelajari dan sekaligus mengamalkannya disebut dengan salik, yakni orang yang bersuluk.

Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan), yakni menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah. Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur'an, fasluki. Dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69 dikatakan "Fasluki subula rabbiki zululan", yang artinya "Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu)".

Bersuluk berarti melaksanakan disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan lahiriah (eksoteris) agama Islam (syariat, aqidah, dan ihsan) sekaligus menjalankan aturan-aturan batiniah (esoteris) agama Islam (thariqat, makrifat, dan haqiqat).

Bersuluk juga mencakup hasrat untuk mengenal diri, memahami esensi kehidupan, pencarian Tuhan, dan pencarian kebenaran sejati (ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan mengamalkan aspek lahir dan batin agama demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.

Para salik biasanya tergabung dalam sebuah kelompok yang disebut dengan tarekat, dan dibimbing oleh seorang Mursyid. Di dalam agama islam, terdapat banyak tarekat dimana nama tarekatnya biasanya dinisbahkan kepada nama sang Mursyid.

Dalam Tarekat Naqsyabandiyah misalnya, nama "Naqsyabandiyah" dinisbahkan kepada Mursyid mereka yang bernama Baha-ud-Din Naqshband Bukhari. Contoh lain, Nama Tarekat Qodiriyah dinisbahkan kepada Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi.

Sufi-Sufi Terkenal

Beberapa sufi yang terkenal di dunia islam antara lain: Rabi'ah al-Adawiyyah (713–717), Abu Nawas (756–814), Abu Yazid Al-Busthami (804–874), Junaid al-Baghdadi (830–910), Al-Hallaj (858–922), Imam Al-Ghazali (1056–1111), Syekh Abdul Qadir Jaelani (1077–1166), Moinuddin Chishti (1142–1236), Ibnu Arabi (1165–1240), Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam (1179–1232), Abul Hasan Asy-Syadzili (1197–1258), Jalaluddin Rumi (1207–1273), Ahmad al-Tijani (1735–1815), Bawa Muhaiyaddeen (w. 1986).

Tokoh sufi di Indonesia antara lain: Wali Songo, Syeikh ‘Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a (Abah Sepuh) Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya,Syamsuddin As-Sumatrani, Hamzah Al-Fasuri, Nuruddin Ar-Raniri, Syekh Abdurrauf As-Singkili dan Syekh Yusuf Al-Makasari.